Sukhoi Jatuh, Menambah Catatan Buruk Penerbangan Rusia
Page 1 of 1
Sukhoi Jatuh, Menambah Catatan Buruk Penerbangan Rusia
Laporan wartawan Tribun Jakarta Deodatus S. Pradipto
TRIBUNNEWS.COM - Jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Rabu (10/5/2012) menambah catatan buruk industri penerbangan Rusia.
Awal April lalu, sebuah pesawat jatuh di Siberia, Rusia dan menewaskan 31 orang. Sebelumnya sebuah pesawat penumpang jatuh setelah menabrak tepi sungai Yaroslavl pada 7 September 2011 dan menewaskan 44 orang.
Dimitry Medvedev yang waktu itu masih menjabat sebagai Presiden Rusia telah menyerukan langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan udara Rusia pasca kecelakaan tersebut, termasuk pelatihan yang lebih baik dan perbaikan kondisi pesawat terbang.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) tahun lalu menilai lalu lintas udara Rusia dan beberapa negara bekas Uni Soviet lainnya memang buruk dengan tingkat kecelakaan mencapai tiga kali lebih banyak daripada negara-negara lain.
Gunther Matschingg, Wakil Presiden Senior IATA mengatakan kunci permasalahan di Rusia adalah pilot dan teknisi darat harus beradaptasi dengan semakin banyaknya pesawat canggih.
Kepada Reuters, Gunther menambahkan para pejabat penerbangan dan sejumlah pejabat Rusia telah menyetujui untuk memperbaiki dengan segera sistem pelatihan pilot.
Diberitakan sebelumnya, lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 sudah diketahui, yakni di Gunung Salak, tepatnya di Kawah Ratu, pada sekitar pukul 09.30 WIB. Pesawat itu dilaporkan hilang sehari sebelumnya, Rabu (9/5/2012) petang.
Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Indonesia ini merupakan bagian dari Asian Roadshow, tur promosi di enam negara Asia, yakni Indonesia, Kazakhstan, Paksitan, Myanmar, Laos, dan Vietnam.
TRIBUNNEWS.COM - Jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Rabu (10/5/2012) menambah catatan buruk industri penerbangan Rusia.
Awal April lalu, sebuah pesawat jatuh di Siberia, Rusia dan menewaskan 31 orang. Sebelumnya sebuah pesawat penumpang jatuh setelah menabrak tepi sungai Yaroslavl pada 7 September 2011 dan menewaskan 44 orang.
Dimitry Medvedev yang waktu itu masih menjabat sebagai Presiden Rusia telah menyerukan langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan udara Rusia pasca kecelakaan tersebut, termasuk pelatihan yang lebih baik dan perbaikan kondisi pesawat terbang.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) tahun lalu menilai lalu lintas udara Rusia dan beberapa negara bekas Uni Soviet lainnya memang buruk dengan tingkat kecelakaan mencapai tiga kali lebih banyak daripada negara-negara lain.
Gunther Matschingg, Wakil Presiden Senior IATA mengatakan kunci permasalahan di Rusia adalah pilot dan teknisi darat harus beradaptasi dengan semakin banyaknya pesawat canggih.
Kepada Reuters, Gunther menambahkan para pejabat penerbangan dan sejumlah pejabat Rusia telah menyetujui untuk memperbaiki dengan segera sistem pelatihan pilot.
Diberitakan sebelumnya, lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 sudah diketahui, yakni di Gunung Salak, tepatnya di Kawah Ratu, pada sekitar pukul 09.30 WIB. Pesawat itu dilaporkan hilang sehari sebelumnya, Rabu (9/5/2012) petang.
Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Indonesia ini merupakan bagian dari Asian Roadshow, tur promosi di enam negara Asia, yakni Indonesia, Kazakhstan, Paksitan, Myanmar, Laos, dan Vietnam.
DonFixyboys*- The Godfather
- Posts : 642
Credits : 1395
Reputation : 26
City : Jakarta
Browser :
Similar topics
» Menlu Jepang kunjungi Rusia
» Pilot Sukhoi Diduga Terlalu Ceroboh
» Ini Bukan Celaka Pertama Sukhoi, Tapi Terfatal
» Istri Penumpang Sukhoi: Semalam Suami Saya Bilang Setia
» Psikolog Nilai Emosi Keluarga Korban Sukhoi Masih Wajar
» Pilot Sukhoi Diduga Terlalu Ceroboh
» Ini Bukan Celaka Pertama Sukhoi, Tapi Terfatal
» Istri Penumpang Sukhoi: Semalam Suami Saya Bilang Setia
» Psikolog Nilai Emosi Keluarga Korban Sukhoi Masih Wajar
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum